Minggu, 19 Juni 2011

NASEHAT

Bismillah

Wahai saudara saudariku yang sangat aku cintai karena Allah Azza wa Jalla, yang semoga Allah merahmati dan meridhai kita.

Marilah kita kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah, salah satunya dengan sungguh-sungguh dan semangat dalam menuntut ilmu. Janganlah sungguh-sungguh dan semangat dalam mencari harta, akan tetapi sungguh-sungguh dan semangatlah dalam mencari ilmu.

Ingatlah saudara saudariku, mencari ilmu lebih mulia daripada mencari harta. Kita mencari ilmu, ilmu itulah yang akan menjaga kita, dan lihatlah apakah dengan kita membagi-bagikan ilmu, ilmu tersebut akan berkurang? Justru dengan kita membagi-bagikan ilmu, maka ilmu itu akan semakin bertambah. Dan sebaliknya apabila kita mencari harta, harta itulah yang akan kita jaga, dan lihatlah apabila kita membagi-bagi harta, maka harta tersebut akan berkurang.

Lirikkanlah mata kita sejenak pada sabda Rasulullah:

“Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena mereka ridha atas apa yang ia lakukan. Orang yang berilmu akan dido’akan untuknya oleh yang ada di langit maupun yang ada di bumi sampai ikan yang ada di dalam lautan. Keutamaan orang yang berilmu dengan orang yang beribadah adalah seperti keutamaan bulan dengan seluruh bintang. Para ulama’ adalah pewaris nabi, dan nabi tidak pernah mewariskan dinar maupun dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, ia telah mendapatkan bagian yang sangat besar.”

(Diriwayatkan Abu Dawud 3641, At Tirmidzi 3682, Ibnu Majah 223, Ibnu Hibban 88, Ahmad 5/196, Al Baghawi dalam Kitab Syarh As Sunnah 1/275-276, Ibnu Abdul Baar dalam Kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadhlih 1/36-37, Ath Thahawi dalam Kitab Musykil Al Atsaar 1/429, dalam Kitab Al Iman 25 & 115, serta dalam Shahih Al Jami’ 6297)

Wahai saudara saudariku, lihatlah, dengan kita menempuh suatu jalan untuk mununtut ilmu, dengan ikhlas hanya mengharap ridha Allah, maka Allah akan mudahkan jalan kita untuk menuju surga. Bagaimana tidak senang, apabila seseorang dimudahkan jalannya menuju surga, yang jalan menuju surga begitu banyak rintangannya, begitu banyak setan-setan menggoda, dan tidak sedikit teman-teman kita yang terlena.

Wahai saudara saudariku, lihatlah, dengan kita menuntut ilmu, para malaikat-malaikat akan menjaga kita dengan sayapnya, dengan kita mendatangi taman-taman surga yaitu majelis-majelis ilmu.

Wahai saudara saudariku, lihatlah, dengan kita menuntut ilmu, kita akan dido’akan ampunan oleh semua makhluk Allah, sampai-sampai ikan yang ada di lautan. Baru makhluk Allah ikan-ikan yang ada di lautan begitu sangat banyak sekali, sampai kita tidak bisa menghitungnya, mereka memohonkan ampunan untuk para penuntut ilmu. Terus bagaimana dengan makhluk Allah yang ada di muka bumi dan juga di langit? MasyaAllah, nikmat yang sangat agung.

Wahai saudara saudariku, lihatlah, keutamaan pencari ilmu tidak hanya lebih mulai dari pencari harta, akan tetapi juga lebih mulia daripada ahli ibadah. Rasulullah menjelaskan penuntut ilmu layaknya seperti bulan yang sinarnya bisa menyinari yang lain dan bermanfaat bagi yang lain. Dan ahli ibadah layaknya seperti bintang yang sinarnya tidak bisa menyinari yang lain.

Wahai saudara saudariku, lihatlah, bahwa para ulama’ adalah pewaris nabi, maka tidak selayaknya kita mencela para ulama’. Di dalam Al Qur’an Allah begitu memuji para ulama’. salah satunya dalam surah Fathir ayat 8, yaitu hamba Allah yang apaling takut kepada Allah adalah para ulama'. dan ini tidak lain karena keilmuan para ulama'. dan juga dalam surah an Nahl ayat 43, yaitu "maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ahlu dzikr/ ulama') jika kamu tidak mengetahui,"


Wahai saudara saudariku, lihatlah, para nabi tidak pernah mewariskan harta seperti dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Nabi yang paling kaya adalah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, Nabi Dawud adalah bapaknya Nabi Sulaiman. Apakah kita dapati sekarang ini, kalau mereka mewariskan harta? Apakah sekarang kita jumpai harta mereka? Sungguh tidak. Mereka Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman tidaklah mewariskan harta akan tetapi mewariskan ilmu. Sungguh Allah telah menenggelamkan harta Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman di negeri Palestina. Dan orang-orang yahudi meyakini bahwa harta tersebut sampai sekarang ini masih tertimbun di bumi Palestina, maka dengan segala cara mereka ingin menguasai Palestina, padahal atas kehendak Allah, mereka tidak akan pernah menemukannya karena Allah telah melenyapkan harta tersebut.

Wahai saudara saudariku, maka dari itu marilah kita ambil warisan nabi yang begitu besar itu, yaitu ilmu. Dengan kita menuntut ilmu, Allah akan meninggikan derajat kita. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Mujadillah ayat 11.yaitu "Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"

Renungkan juga sabda Rasulullah:

“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan untuknya, Allah akan jadikan ia faham akan agama. Aku hanyalah penyampai dan Allah yang memberinya. Umat ini akan senantiasa lurus hingga hari Kiamat atau hingga datangnya perintah Allah.”

(Diriwayatkan Al Bukhari dalam Kitab Al ‘Ilm 71, dalam Kitab Al Itisham 7312, serta dalam Kitab Al Khumus 3116, dan Muslim dalam Kitab Zakat 2387-2389)

Pahamilah, bagaimana Allah menghendaki kebaikan pada diri seseorang dengan tidak dilimpahkan harta untuknya, tidak dibukakan pintu dunia selebar-lebarnya untuknya, akan tetapi dengan dimudahkan untuknya dalam memahami agama.

Untuk yang terakhir, dan agar kita juga mengenal para Salafush Shalih, renungkan sejenak atsar-atsar para Salafush shalih yang dapat memberikan motivasi pada diri-diri kita.

Ibnu Syadzab:
“Salah satu nikmat Allah atas diri seorang pemuda adalah bila seseorang penjaga sunnah menjadikannya saudara dan membimbingnya menuju sunnah tersebut.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah, dalam kitab Al Ibanah 43.)

Amru bin Qais Al Mala’i:
“Jika anda melihat seorang pemuda di awal pertumbuhannya bersama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka silahkan Anda menautkan harapan. Namun, bila Anda melihatnya bersama ahli bid’ah, maka pesimislah. Sebab, pemuda itu ditentukan oleh amal pertumbuhannya.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah, dalam kitab Al Ibanah 44.)

Amru bin Qais Al Mala’i:
“Seorang pemuda itu terus berkembang. Bila ia lebih mengutamakan untuk bergaul dengan ahli ilmu, maka hampi-hampir ia akan selalu lurus. Namun, bila ia berpaling kepada golongan yang lain, maka ia akan menyimpang.”
)Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah, dalam kitab Al Ibanah 45.)

Allahu a’lam bish Shawab.

Apabila ada kesalahan mohon nasehatnya, dengan anda memberi nasehat, maka itu adalah bukti bahwa anda tidak rela kalau saudaramu ini, yang masih sangat lapar dan haus sekali akan nikmat dan segarnya ilmu, masuk ke jurang kesesatan.

Jazakumullahu khairan kastiran wa barakallahu fiikum.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: