Selasa, 28 Juni 2011

Mahligai Amalku yang Ternoda

Di dunia maya, apalagi di status Facebook tak sedikit saudara-saudara kita yang memilih sebuah keputusan yaitu mengabarkan kepada penduduk dunia maya tentang ibadah yang telah mereka lakukan. Kami dapati mereka meng-updates statusnya dengan redaksi yang beragam.

“hmmm. Buka puasa dimana ya?”

“Alhamdulillah udah bisa tahajjud lagi sambil menangis.”

“Lagi macet di jalan. Telat deh buka puasa.”

“Sedang nyari al-Qur’an di lemari. Mau baca Al-Baqarah ntar tengah malam. Wkwkwk.”

Begitu mudahnya sebuah amal ibadah digembor-gembor, dipublikasikan, dipamerkan, diperlihatkan, diperdengarkan, de-el-el. Pujiankah yang hendak mereka raih?

Sungguh benarlah apa yang dikatakan oleh Ibnul Jauzy:

“Alangkah sedikitnya orang yang beramal ikhlas karena Allah, sebab kebanyakan manusia begitu senang menampakkan ibadahnya.”[3]

Begitu pula apa yang dikatakan Abu Ishaq al-Fazari:

“Sesungguhnya ada di antara manusia orang yang menyukai pujian kepada dirinya padahal dirinya tidak lebih berharga di sisi Allah daripada sehelai sayap nyamuk.”[4]


>>Ketika Ibadah Sebagai Jembatan Menuju Ketenaran

Sekiranya yang diinginkan adalah “like” atau ancungan jempol, nama baik, ketenaran, dan sejenisnya maka inilah musibah itu: “Mencari nilai duniawi dengan sebuah ibadah.”

Janganlah ibadah dan agama dipertaruhkan demi sekerat duniawi, apalagi hanya dengan mengharap “like” sebagai ancungan jempol. Siapa yang membarter amalan akhirat untuk secuil saja kepentingan pribadi dan dunia maka tentulah siksa akan bermunculan.

***

selengkapnya di http://www.facebook.com/notes/abdullah-akiera-van-as-samawiey/mahligai-amalku-yang-ternoda-catatan-akhir-pekan-part-8/208465355863478

Tidak ada komentar: