Kamis, 13 Agustus 2009

penyucian jiwa

Mencintai Allah (Sebagai Puncak Kedamaian Hati)

Dari kitab Penawar Dan Penyucian Jiwa tulisan Dr Ahmad Faried.

CINTA (mahabbah) kepada Allah merupakan tujuan akhir dari seluruh tingkat dan tahapan dalam kehidupan orang yang menelusuri jalan menuju Allah. Tidak satu pun dari tingkat yang lebih tinggi dari mahabbah, kecuali kesemuanya hasil alhir dari mahabbah sendiri, seperti rindu kepada Allah (asysyauq), rasa tenang bersama Allah (al-uns). Dan setiapt tingkat yang lebih rendah dari mahabbah ini, merupakan pendahuluan-pendahuluannya, seperti taubat,sabar, zuhud dan lain-lain.

Mahabbah adalah tingkat paling tinggi, agung, bermanfaat dan wajib bagi manusia untuk mencintai Zat yang dengan-Nya hati kita telah terbentuk selalu mencintai dan mengesakanNya. Kerana Allah adalah Zat yang diagungkan sehingga wajib bagi makhluk ciptaanNya menjalankan ibadat (ta'abud) sesuai dengan perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Hakikat ibadat adalah kesempurnaan cinta yang disertai oleh kesempurnaan rasa tunduk dan merendahkan diri dihadapan Khalik (Pencipta)

Mahabbah kepada Allah adalah mahabbah yang berdiri sendiri dan menjadi sumber utama dari keseluruhan mahabbah kedapa selainNya.

Allah SWT berfirman:

"Dan segala nikmat yang ada padamu, maka dari
Allah (datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudaratan, maka hanya Allah saja
kamu meminta pertolongan."
(An-Nahl:53)

Firman Allah lagi maksudnya:

"Dan diantara manusia, ada golongan yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya (memuja
dan mentaati) sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman sangat cinta kepada Allah."
(Al-Baqarah:165)

Firman Allah lagi:

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan
suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang
bersikap lembut terhadap orang-orang Mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, dan berjihad dijalan Allah,dan yang tidak takut
celaan orang-orang yang mencela."
(Al-Maidah:54)

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak beriman seseorang di antara kamu,
sehingga aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, anak, orang tuanya
dan manusia seluruhnya."
(Muttafaq 'Alaih)

Kepada Nabi SAW saja kita harus mencintai baginda, apalagi kepada Allah SWT?

Allah sentiasa memberikan kurnia kepada umat manusia, sementara kita sendiri justeru sering melanggar laranganNya. Dia mencintai kita dengan segala kenikmatanNya, sedangkan kita hanya membuat murka Allah dengan berbagai kemaksiatan. Padahal Allah tidak memerlukan bantuan manusia, sebaliknya manusialah yang mutlak memerlukanNya. Tetapi kurnia Allah yang demikian luas tidak banyak menghalangi manusia berbuat maksiat, dan kemaksiatan serta dosa yang dipikul tidak pernah memutuskan kehendak Allah untuk menurunkan kenikmatan kepada manusia.

Jika kita mencintai seseorang dan ia pun mencintai kita, maka kecintaannya itu kerana ada maksud-maksud tertentu yang akan menguntungkan dirinya. Lain halnya dengan cinta Allah SWT terhadap kita, bukan untuk memenuhi kepentinganNya, tetapi hal itu kembali menguntungkan manusia itu sendiri.

Biasanya, orang lain yang bergaul bersama kita, jika pergaulan ini tidak menguntungkan dirinya, maka ia segera memutuskan tali pergaulannya itu, sebab ia hanya ingin mendapat keuntungan dari persahabatan dengan kita. Namun Allah SWT bersahabat dengan kita dengan maksud untuk memberikan kebahagiaan hakiki kepada manusia. Allah memberi ganti untuk satu dirham dari kita dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali. Padahal setiap keburukan perbuatan manusia hanya dibalasNya sesuai dengan keburukannya.

Di samping itu, Allah mudah memaafkan kesalahan dan menghapus dosa yang pernah kita perbuat, jika ditebus dengan kebaikan. Allah mencipta manusia untuk berbakti kepadaNya. Dunia seisinya dan alam akhirat diciptakan untuk kita. Kerananya, tidak ada sesuatu pun kita mengharap redha dan cinta daripada Allah SWT.

Segala keperluan makhluk Allah, berada dalam kekuasaanNya. Dia Maha Pemurah dan Maha Pemberi. Mengabulkan permintaan hambaNya, lebih dari yang diminta oleh manusia. Dia-lah yang melipatgandakan balasan bagi amalan baik, sekalipun sedikit dan mengampuni dan menghapus kesalahan yang besar. Allah SWT itulah Tuhan sebagai tempat memohon pertolongan dari seluruh penghuni langit dan bumi. Tidak pernah merasa tergangu dan jemu oleh banyaknya permintaan mereka yang datang silih berganti. Bahkan Allah sendiri sangat senang dan menuji orang-orang yang meminta kepada-Nya, dan murka terhadap mereka yang enggan berdoa (sombong).

Allah SWT malu terhadap hambaNya, meskipun manusia tidak merasa malu terhadapNya dan Allah menutupi aib manusia, walaupun manusia enggan menutupi aibnya sendiri. dan Dia manyayangi hamba-Nya, malangnya hamba tidak sayang pada dirinya sendiri. Dia mengajak dengan berbagai nikmat dan kemuliaan, untuk menjaga kehormatan diri dan memperolehi redha-Nya, tetapi ramai yang menolak ajakan tersebut.

Oleh sebab itu, diutuslah para Rasul untuk membawa amanat ini, yang diberi bekal kitab-kitab sebagai tali perjanjian. Kemudian Allah memanggil hambaNya, sebagaimana disebutkan didalam hadis Qudsi, dari Abu Hurairah ra, bawaha Nabi SAW bersabda: "Tuhan kita yang Maha Luhur dan banyak kurniaNya, turun setiap sepertiga malam yang terakhir kedunia lalu berseru "Barangsiapa yang bermunajat (berdoa) kepadaKu, maka aku kabulkan doanya, dan bagi siapa yang memohon keampunan, maka Aku ampuni dosanya."

Munkin saja terjadi, hati diantara para hamba Allah tidak sedikit pun timbul rasa mahabbah kepada Zat yang tidak satu pun kebaikan kecuali dariNya. Tidak ada Zat lain yang dapat mengabulkan doa-doa, menghapuskan noda, mengapuni dosa-dosa, menutupi semua aib dan cela,menghilangkan duka dan nestapa, menyelamatkan dari musibah yang menimpa dan yang memberikan segala yang diminta hambaNya, selain dari Allah SWT?

Mahabbah kepada Allah SWT merupakan air kehidupan bagi hati dan makanan dari setiap jiwa insani. Tidak ada kelazatan, kenikmatan, kebahabiaan dan kehidupan bagi hati, kecuali dengan mahabbatullah ini. Apabila hati insan kehilangan mahabbah, maka ia merasa sakit yang amat sangat, melebihi sakit mata yang kehilangan penglihatan, telinga yang kehilangan pendengaran, bahkan kerosakan hati. Apabila hati sudah kosong dari mahabbah kepada Sang Khalik, maka dapat dipastikan bahawa rosaknya hati lebih dasyat daripada rosaknya tubuh ketika terpisah dari rohnya. Hal semacam ini sukar dipercayai, kecuali oleh mereka yang hatinya memiliki Nur Hidayatullah, sebab orang yang meninggal tidak berasa sakit, sekalipun ia dilukai.

Fatah Al-Mushili berkata:

"Orang yang memiliki mahabbah, baginya dunia ini bukan tempat meneguk semua kelazatan yang kekal, selalu mengingat Allah, walau sekelip mata." Dan sebahagian Ulama Salaf berkata: "Orang yang bermahabbah, hatinya sentiasa melayang mencari-Nya, banyak menyebut-Nya, mencari keredhaan-Nya dengan segala cara yang ia mampu untuk melakukan amalan-amalan fardu atau sunnah (nawafil), dengan rasa rindu yang membara (syauq) kepada-Nya."

Seorang wanita dari golongan salaf memberi nasihat kepada anak lelaki:

"Biasakanlah kamu mencintai dan taat kepada Allah, sebab orang-orang yang bertakwa itu hatinya selalu tunduk kepada ketaatan, sehingga seluruh anggota tubuhnya merasa asing jika berbuat di luar hal itu. Jika Iblis laknatullah, meniup hembusan kemaksiatan, maka maksiat itu sendiri akan berlalu begitu saja dari kita dengan rasa malu, dan selamatlah diri
dari gangguannya."


Sumber: Klik di Sini dan Ini

Judul Sumber:
  • Mahabbatullah - Puncak Kedamaian Hati Bhg.1
  • Mahabbatullah - Puncak Kedamaian Hati Bhg.2
Terima kasih kepada Admin dari Disini ada Cinta

13 Agustus 2009

Kecintaan Allah kepada Umat Nabi Muhammad

Allah SWT selesai menciptakan Malaikat Jibrail as dengan bentuk yang cantik, dan Allah menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang. Sayap itu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan124, 000 sayap).

Setelah itu Jibrail as memandang dirinya (yang serba hebat ciptaan) sendiri dan berkata:

"Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?."

Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud..

"Tidak"

Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat tanda syukur kepada Allah SWT dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun.

Setelah selesai Jibrail as solat, maka Allah SWT berfirman yang bermaksud.

"Wahai Jibrail, kamu telah menyembah aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang Nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya ialah Muhammad."

"Dia (Muhammad) mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa, mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar sahaja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka melayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga."

"Maka demi kemuliaannKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu aku lebih sukai dari solatmu itu. Kerana mereka mengerjakan solat atas perintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu."

Kemudian Jibrail as berkata:

"Ya Tuhanku, apakah yang Engkau hadiahkan kepada mereka sebagai imbalan ibadat mereka?"

Lalu Allah berfirman yang bermaksud.

"Ya Jibrail, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal."

Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa.

Setelah Jibrail as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibrail as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh menempuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbangla malaikat jibrail as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud:

"Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya? "

Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud.

"Wahai Jibrail, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, nescaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan.... ."


Sumber: Klik di Sini

Judul Sumber:
  • Cinta Allah kepada Umat Nabi Muhammad SAW
Terima kasih kepada Admin dari Disini ada Cinta

12 Agustus 2009

Cinta Kepada Allah

Firman Allah s.w.t.:

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang mengangkat tandingan tandingan selain Allah,mereka mencintaiNya sebagaimana mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.”
(QS. Al Baqarah, 165).

“Katakanlah jika babak-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuwatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan daripada berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya”
(QS. At taubah, 24).

Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
" Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya".
Juga diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Anas r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada tiga perkara, barang siapa terdapat di dalam dirinya ketiga perkara itu, maka ia pasti mendapatkan manisnya iman, iaitu: Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada yang lain, mencintai seseorang tiada lain hanya kerana Allah, benci (tidak mahu kembali) kepada kekafiran setelah ia diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci kalau dicampakkan kedalam api".

Dan disebutkan dalam riwayat lain: "Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman, sebelum …"dst.

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahawa ia berkata:
"Barang siapa yang mencintai seseorang kerana Allah, membenci kerana Allah, membela Kerana Allah, memusuhi kerana Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan Allah itu diperolehnya dengan hal-hal tersebut, dan seorang hamba tidak akan dapat menemukan lazatnya iman, meskipun banyak melakukan sholat dan puasa, sehingga ia bersikap demikian. pada umumnya persahabatan yang dijalin di antara manusia dibangun atas dasar kepentingan dunia, dan itu tidak berguna sedikitpun baginya".
Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah s.w.t.:


“ … dan putuslah hubungan di antara mereka” (QS. Al baqarah, 166).
Ia mengatakan: iaitu kasih sayang.

Kandungan bab ini:
1-Penjelasan tentang ayat dalam surah Al Baqarah<73>.
2-Penjelasan tentang ayat dalam surah At Taubah<74>.
3-Wajib mencintai Rasulullah s.a.w. lebih dari kecintaan terhadap diri sendiri, keluarga dan harta benda.
4-Pernyataan "tidak beriman" bukan bererti keluar dari Islam.
5-Iman itu memiliki rasa manis, kadang dapat diperoleh seseorang, dan kadangkala tidak.
6-Disebutkan empat sikap yang merupakan syarat mutlak untuk memperoleh kecintaan Allah. Dan seseorang tidak akan menemukan kelazatan iman kecuali dengan keempat sikap itu.
7-Pemahaman Ibnu Abbas terhadap realita, bahawa hubungan persahabatan antar sesama manusia pada umumnya dijalin atas dasar kepentingan duniawi.
8-Penjelasan tentang firman Allah: " … dan terputuslah segala hubungan antara mereka sama sekali. <75>"
9-Disebutkan bahawa di antara orang-orang musyrik ada yang mencintai Allah dengan kecintaan yang sangat besar.
10-Ancaman terhadap seseorang yang mencintai kelapan-lapan perkara diatas
lebih dari cintanya terhadap agamanya.
11-Mempertuhankan selain Allah dengan mencintainya sebagaimana mencintai Allah adalah syirik akbar.

_____________________________________
Catatan Kaki:
<73> Ayat ini menunjukkan bahawa barang siapa yang mempertuhankan selain Allah dengan mencintainya seperti mencintai Allah, maka dia adalah musyrik.
<74> Ayat ini menunjukkan bahawa cinta kepada Allah dan cinta kepada yang dicintai Allah wajib didahulukan di atas segala galanya.
<75> Ayat ini menunjukkan bahawakecintaan dan kasih sayang yang telah dibina orang-orang musyrik di dunia akan terputus sama sekali ketika di akhirat, dan masing-masing dari mereka akan melepaskan diri darinya.
Sumber: Klik di Sini


Tidak ada komentar: